0
Koding dan Kecerdasan Artifisial - Hai Sobat ALAMSYAH029, Pada artikel yang anda baca kali ini dengan judul Koding dan Kecerdasan Artifisial, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Berita Utama, KKA, Koding dan Kecerdasan Artifisial, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Koding dan Kecerdasan Artifisial
link : Koding dan Kecerdasan Artifisial

Koding dan Kecerdasan Artifisial: Keniscayaan Pendidikan di Indonesia



Di tengah dinamika global yang semakin digital, Indonesia tidak lagi punya pilihan selain bergerak cepat memanfaatkan Kecerdasan Artifisial (AI) sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan transformasi pendidikan. Sebuah studi dari PricewaterhouseCoopers (PwC, 2023) memperkirakan bahwa teknologi kecerdasan buatan dapat berkontribusi hingga USD 1 triliun pada ekonomi ASEAN di tahun 2030, dan Indonesia memegang potensi terbesar dengan estimasi USD 366 miliar atau sekitar Rp 5,8 kuadriliun.


Menyadari potensi besar ini, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital telah menetapkan lima prioritas pemanfaatan AI di Indonesia, yang mencakup layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan talenta, pengembangan kota pintar, dan ketahanan pangan (Indonesia.go.id, 14/01/2025). Semua prioritas tersebut pada dasarnya bertumpu pada satu fondasi utama yaitu pendidikan.


Oleh karena itu, urgensi pembelajaran koding dan AI di tingkat pendidikan dasar dan menengah menjadi sebuah keniscayaan. Hal ini bukan sekadar tren, melainkan bagian dari kesiapan bangsa dalam menghadapi tantangan abad ke-21. Pembelajaran koding dan AI mengajarkan keterampilan vital seperti:

  • Berpikir kritis dan logis
  • Mendorong kreativitas dan inovasi
  • Mengembangkan empati melalui teknologi
  • Memahami nilai-nilai etis digital


Pembelajaran AI perlu dirancang sebagai literasi dasar baru yang terintegrasi dalam kurikulum.

Organisasi global seperti UNESCO sudah lama menyadari pentingnya hal ini. Mulai dari Qingdao Declaration (2015), Beijing Consensus (2019), hingga dokumen terbaru di tahun 2024 (AI Competency Framework for Students & AI Competency Framework for Teachers), semuanya menekankan perlunya integrasi AI ke dalam kompetensi inti guru dan siswa.


UNESCO membedakan antara teknik AI (metode) dan teknologi AI (produk). Peserta didik harus diajarkan untuk berinteraksi secara aman dan bermakna dengan AI. Peran guru menjadi garda terdepan untuk memastikan pemanfaatan teknologi ini etis, manusiawi, dan berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan.


Dengan dukungan regulasi, strategi pemerintah yang jelas, dan arahan global yang kuat, sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjadikan pembelajaran koding dan AI sebagai bagian tak terpisahkan dari ekosistem belajar anak-anak Indonesia.




Referensi


  • PricewaterhouseCoopers. (2023). AI in ASEAN: Unlocking the Region’s Potential.
  • Kementerian Komunikasi dan Digital. (2025). Strategi Nasional Pemanfaatan Kecerdasan Artifisial. Diakses dari Indonesia.go.id.
  • UNESCO. (2015). Qingdao Declaration.
  • UNESCO. (2019). Beijing Consensus on Artificial Intelligence and Education.
  • UNESCO. (2024a). AI Competency Framework for Students.
  • UNESCO. (2024b). AI Competency Framework for Teachers.



Demikianlah postingan Berita Utama, KKA, Koding dan Kecerdasan Artifisial, Koding dan Kecerdasan Artifisial kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Oke, See you di postingan berikutnya.

Anda telah membaca Berita Utama, KKA, Koding dan Kecerdasan Artifisial, Koding dan Kecerdasan Artifisial dari link https://alamsyah029.blogspot.com/2025/07/koding-dan-kecerdasan-artifisial.html

Baca Juga :


Posting Komentar

 
Top