ALAMSYAH029

Koding dan Kecerdasan Artifisial

Juli 23, 2025 Admin 0

<h1>Koding dan Kecerdasan Artifisial: Keniscayaan Pendidikan di Indonesia</h1>

<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9nbXSI-UWGPBWWdBWh5vuEkEdEVuuEgyfGTVMPEmwX3nczdhM8zvhdWcKL2hjzLeMmb84tebduVPf0L6KhebjEGkzhX8XWDswNpIlvf0kLcYydZ4Ck5xgdDt7ZQuQIA2fzsQ6CQmEIBZhdmdlGSlxqacEIHXhLyB2FL6mWlG9BjJ-7JGI6RXtyenTHZQ/s400/Dede%20Alamsyah_KKA_Ilustrasi.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="266" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9nbXSI-UWGPBWWdBWh5vuEkEdEVuuEgyfGTVMPEmwX3nczdhM8zvhdWcKL2hjzLeMmb84tebduVPf0L6KhebjEGkzhX8XWDswNpIlvf0kLcYydZ4Ck5xgdDt7ZQuQIA2fzsQ6CQmEIBZhdmdlGSlxqacEIHXhLyB2FL6mWlG9BjJ-7JGI6RXtyenTHZQ/s320-rw/Dede%20Alamsyah_KKA_Ilustrasi.png" width="213" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
  Di tengah dinamika global yang semakin digital, Indonesia tidak lagi punya pilihan selain bergerak cepat memanfaatkan <strong>Kecerdasan Artifisial (AI)</strong> sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan transformasi pendidikan. Sebuah studi dari <em>PricewaterhouseCoopers (PwC, 2023)</em> memperkirakan bahwa teknologi kecerdasan buatan dapat berkontribusi hingga <strong>USD 1 triliun</strong> pada ekonomi ASEAN di tahun 2030, dan Indonesia memegang potensi terbesar dengan estimasi <strong>USD 366 miliar</strong> atau sekitar <strong>Rp 5,8 kuadriliun</strong>.
<p></p><p><br /></p>

<p>
  Menyadari potensi besar ini, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital telah menetapkan <strong>lima prioritas pemanfaatan AI</strong> di Indonesia, yang mencakup layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan talenta, pengembangan kota pintar, dan ketahanan pangan (<a href="https://indonesia.go.id" rel="noopener noreferrer" target="_blank">Indonesia.go.id, 14/01/2025</a>). Semua prioritas tersebut pada dasarnya bertumpu pada satu fondasi utama yaitu <strong>pendidikan</strong>.
</p><p><br /></p>

<p>
  Oleh karena itu, urgensi pembelajaran koding dan AI di tingkat pendidikan dasar dan menengah menjadi sebuah keniscayaan. Hal ini bukan sekadar tren, melainkan bagian dari <strong>kesiapan bangsa dalam menghadapi tantangan abad ke-21</strong>. Pembelajaran koding dan AI mengajarkan keterampilan vital seperti:
</p>
<ul>
  <li>Berpikir kritis dan logis</li>
  <li>Mendorong kreativitas dan inovasi</li>
  <li>Mengembangkan empati melalui teknologi</li>
  <li>Memahami nilai-nilai etis digital</li>
</ul>

<p><br /></p><p>
  Pembelajaran AI perlu dirancang sebagai <strong>literasi dasar baru</strong> yang terintegrasi dalam kurikulum.
</p>

<p>
  Organisasi global seperti <strong>UNESCO</strong> sudah lama menyadari pentingnya hal ini. Mulai dari <em>Qingdao Declaration (2015)</em>, <em>Beijing Consensus (2019)</em>, hingga dokumen terbaru di tahun 2024 (<em>AI Competency Framework for Students</em> & <em>AI Competency Framework for Teachers</em>), semuanya menekankan perlunya integrasi AI ke dalam kompetensi inti guru dan siswa.
</p><p><br /></p>

<p>
  UNESCO membedakan antara <strong>teknik AI</strong> (metode) dan <strong>teknologi AI</strong> (produk). Peserta didik harus diajarkan untuk berinteraksi secara <strong>aman dan bermakna</strong> dengan AI. Peran guru menjadi garda terdepan untuk memastikan pemanfaatan teknologi ini <strong>etis, manusiawi, dan berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan</strong>.
</p><p><br /></p>

<p>
  Dengan dukungan regulasi, strategi pemerintah yang jelas, dan arahan global yang kuat, <strong>sekarang adalah waktu yang tepat</strong> untuk menjadikan pembelajaran koding dan AI sebagai bagian tak terpisahkan dari ekosistem belajar anak-anak Indonesia.
</p><p><br /></p>

<hr />

<h3><br /></h3><h3>Referensi</h3><div><br /></div>
<ul>
  <li>PricewaterhouseCoopers. (2023). <em>AI in ASEAN: Unlocking the Region’s Potential</em>.</li>
  <li>Kementerian Komunikasi dan Digital. (2025). <em>Strategi Nasional Pemanfaatan Kecerdasan Artifisial</em>. Diakses dari <a href="https://indonesia.go.id" rel="noopener noreferrer" target="_blank">Indonesia.go.id</a>.</li>
  <li>UNESCO. (2015). <em>Qingdao Declaration</em>.</li>
  <li>UNESCO. (2019). <em>Beijing Consensus on Artificial Intelligence and Education</em>.</li>
  <li>UNESCO. (2024a). <em>AI Competency Framework for Students</em>.</li>
  <li>UNESCO. (2024b). <em>AI Competency Framework for Teachers</em>.</li>
</ul><br />

Koding dan Kecerdasan Artifisial: Keniscayaan Pendidikan di Indonesia Di tengah dinamika global yang semakin digital, Indonesia tidak l...

Baca selengkapnya »

Ringkasan Landasan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

Juli 22, 2025 Dede Alamsyah 0

<html lang="id">
<head>
  <meta charset="UTF-8">
  <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1">
  <title>Ringkasan Landasan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial</title>
</head>
<body>

<h1>Ringkasan Landasan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial</h1>
  
  <div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1a9iAg3yTokfZIvjr-Ys4D7Yq8LqVEUyYPs3RXTrvF8TL3LcElIlOp9t_rLQYErAEPbm5iStnT5r330XKDEt8D3x_IUqw2TexgxLET47_tuoEjudzNBYrYuj6P2LQZeR5gf75iTeZdtH9T_VJjW8I-wNxNgAuhyIdsa67vvh-QqBFZQhyphenhyphencHthhB91ZjLQ/s1600/it-technician-presenting-latest-artificial-intelligence-innovations.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="3505" data-original-width="5257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1a9iAg3yTokfZIvjr-Ys4D7Yq8LqVEUyYPs3RXTrvF8TL3LcElIlOp9t_rLQYErAEPbm5iStnT5r330XKDEt8D3x_IUqw2TexgxLET47_tuoEjudzNBYrYuj6P2LQZeR5gf75iTeZdtH9T_VJjW8I-wNxNgAuhyIdsa67vvh-QqBFZQhyphenhyphencHthhB91ZjLQ/s1600-rw/it-technician-presenting-latest-artificial-intelligence-innovations.jpg"/></a></div>

<h2>A. Latar Belakang</h2>
  <p>
    Era digital menuntut penguasaan keterampilan baru yang mencakup pemrograman komputer (koding) dan kecerdasan artifisial (KA). 
    Penguatan literasi digital tidak hanya penting untuk daya saing global, tetapi juga untuk membekali peserta didik dengan kecakapan 
    abad ke-21 yang adaptif, inovatif, dan etis. Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 semakin menguatkan kebutuhan akan 
    transformasi pendidikan berbasis teknologi.
  </p>

<h2>B. Landasan Filosofis</h2>
  <p>
    Secara filosofis, pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Dalam konteks ini, penguasaan teknologi harus diselaraskan 
    dengan nilai-nilai kemanusiaan, etika, dan kearifan lokal. Koding dan KA tidak semata alat teknis, tetapi juga sarana pengembangan 
    karakter, kreativitas, dan tanggung jawab sosial.
  </p>

<h2>C. Landasan Yuridis</h2>
  <ul>
    <li>UUD 1945 Pasal 31: Negara wajib mencerdaskan kehidupan bangsa.</li>
    <li>UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional</li>
    <li>UU No. 59 Tahun 2024 tentang RPJPN: SDM unggul, adaptif terhadap perkembangan IPTEK</li>
    <li>Permendikbud No. 12 Tahun 2024: Kurikulum Informatika</li>
  </ul>

<h2>D. Landasan Sosiologis</h2>
  <p>
    Masyarakat saat ini hidup dalam lingkungan digital, di mana data, informasi, dan teknologi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
    Oleh karena itu, peserta didik perlu memahami dan mengelola informasi dengan baik, menjadi warga digital yang cerdas, kreatif, dan etis.
  </p>

<h2>E. Tujuan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial</h2>
  <ol>
    <li>Mengembangkan kompetensi berpikir komputasional peserta didik sejak dini.</li>
    <li>Menumbuhkan minat terhadap pemecahan masalah berbasis teknologi.</li>
    <li>Mempersiapkan generasi muda menghadapi era disrupsi digital dan ekonomi berbasis pengetahuan.</li>
    <li>Menumbuhkan kesadaran etis dalam penggunaan dan pengembangan teknologi.</li>
    <li>Mendorong kreativitas dan inovasi dalam pemanfaatan teknologi KA di kehidupan sehari-hari.</li>
  </ol>

<h2>F. Indikator Keberhasilan Implementasi KKA</h2>
  <ul>
    <li>Peserta didik mampu menyusun algoritma sederhana dan menerapkannya dalam kode.</li>
    <li>Peserta didik menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.</li>
    <li>Peningkatan minat belajar peserta didik terhadap STEM dan Informatika.</li>
    <li>Guru mampu menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan masalah.</li>
    <li>Adanya peningkatan capaian literasi digital dan teknologi dalam asesmen nasional atau survei nasional.</li>
  </ul>

<h2>G. Strategi Implementasi Pembelajaran KKA</h2>
  <ul>
    <li><strong>Integrasi Bertahap:</strong> Dimulai dari pembelajaran unplugged di SD hingga pemrograman dan AI di SMA/SMK.</li>
    <li><strong>Model Project-Based Learning:</strong> Mengajak siswa menyelesaikan masalah nyata dengan solusi berbasis teknologi.</li>
    <li><strong>Pendekatan Inklusif:</strong> Memberikan akses bagi semua peserta didik, termasuk yang di daerah 3T atau berkebutuhan khusus.</li>
    <li><strong>Kolaborasi Multi Pihak:</strong> Melibatkan dunia usaha, komunitas teknologi, dan perguruan tinggi.</li>
    <li><strong>Pelatihan Berkelanjutan untuk Guru:</strong> Meningkatkan kapasitas guru Informatika dan non-Informatika melalui pelatihan, komunitas belajar, dan pendampingan.</li>
  </ul>

<h2>H. Penutup</h2>
  <p>
    Pembelajaran KKA merupakan langkah strategis dalam membangun generasi Indonesia yang cakap digital, mampu bersaing secara global, 
    dan tetap menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Dengan landasan filosofis, yuridis, dan sosiologis yang kuat, serta implementasi 
    yang sistematis dan inklusif, pendidikan KKA dapat menjadi motor penggerak transformasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
  </p>

<h3>Sumber Referensi</h3>
  <ul>
    <li>Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Republik Indonesia.</li>
    <li>Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945</li>
    <li>Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional</li>
    <li>Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah</li>
    <li>Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 dan No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik</li>
    <li>Undang-Undang No. 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)</li>
    <li>UNESCO ICT Competency Framework for Teachers (2018)</li>
    <li>CSTA K–12 Computer Science Standards (2017)</li>
    <li>UNESCO AI Competency Framework for Students (2024)</li>
  </ul>

<h2>Pranala Lampiran</h2>
  <p>
    Untuk melihat naskah sumber asli dari landasan pembelajaran ini secara lengkap (halaman 22–33), Anda dapat membuka tautan berikut:
    <br>
    <a href="https://drive.google.com/file/d/1b7sMk9y_y6OXYab_pfBC_TqfbNPoyQlO/view?usp=sharing" target="_blank">
      Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan KA (Google Drive)
    </a>
  </p>

<h3>Pratinjau Dokumen Asli (Halaman 22–33)</h3>
  <iframe src="https://drive.google.com/file/d/1b7sMk9y_y6OXYab_pfBC_TqfbNPoyQlO/preview#page=22" width="100%" height="600" allow="autoplay"></iframe>

</body>
</html>

Berita Utama KKA Koding dan Kecerdasan Artifisial Ringkasan Landasan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

Ringkasan Landasan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Ringkasan Landasan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Arti...

Baca selengkapnya »

Ringkasan Latar Belakang Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

Juli 21, 2025 Dede Alamsyah 0

<html lang="id">
<head>
  <meta charset="UTF-8"></meta>
  <meta content="width=device-width, initial-scale=1" name="viewport"></meta>
  <title>Ringkasan Latar Belakang Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial</title>
</head>
<body>

<h1>Ringkasan Latar Belakang Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial pada Pendidikan Dasar dan Menengah</h1>

<h2>Pendidikan sebagai Pilar Bangsa</h2>
  <p>
    Sistem pendidikan Indonesia diatur secara jelas dalam UUD 1945 Pasal 31, dengan tujuan utama mencerdaskan kehidupan bangsa. 
    Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) menegaskan bahwa pendidikan adalah upaya sadar 
    untuk mengembangkan potensi peserta didik—bukan hanya akademik, tetapi juga spiritual, sosial, dan keterampilan hidup.
  </p>
  <p>
    Dengan lahirnya UU No. 59 Tahun 2024 tentang RPJPN, arah pendidikan Indonesia kini menitikberatkan pada pengembangan SDM unggul 
    dan adaptif terhadap era digital. Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 menuntut keterampilan baru, seperti kecakapan digital, 
    koding, dan pemahaman kecerdasan artifisial (KA) sebagai bagian dari literasi dasar masa kini.
  </p>

<h2>Urgensi Literasi Digital dan Kecerdasan Artifisial</h2>
  <p>
    Teknologi seperti AI, big data, dan IoT telah mengubah wajah dunia. Maka, penguatan literasi digital di berbagai jenjang pendidikan 
    menjadi kebutuhan mutlak. Pembelajaran koding dan KA bukan sekadar tren, tetapi strategi nasional untuk:
  </p>
  <ul>
    <li>Meningkatkan daya saing global</li>
    <li>Mempercepat ekonomi digital</li>
    <li>Mendorong inovasi di bidang pendidikan dan sektor publik</li>
    <li>Mewujudkan pemerataan akses teknologi</li>
  </ul>
  <p>
    Studi dari World Economic Forum (2023) menunjukkan bahwa keterampilan digital berkontribusi signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan.
  </p>

<h2>Dukungan Strategis: Asta Cita dan Program Prioritas</h2>
  <p>
    Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita pemerintah:
  </p>
  <ul>
    <li>Cita ke-4: Memperkuat SDM, pendidikan, dan teknologi.</li>
    <li>Cita ke-5: Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi.</li>
  </ul>
  <p>
    Implementasi program literasi digital, koding, dan KA dalam pendidikan dasar dan menengah menjadi bagian dari strategi pembangunan 
    nasional yang inklusif dan berkelanjutan, serta bagian dari Quick Win (PHTC) dan Program Prioritas Presiden.
  </p>

<h2>Penguatan Keterampilan Abad ke-21</h2>
  <p>
    Pembelajaran koding dan KA melatih:
  </p>
  <ul>
    <li>Berpikir kritis dan kreatif</li>
    <li>Penyelesaian masalah</li>
    <li>Berpikir komputasional</li>
    <li>Literasi digital dan data</li>
    <li>Etika dan empati dalam penggunaan teknologi</li>
  </ul>
  <p>
    Pendekatan ini juga membuka jalan menuju ekonomi kreatif dan industri digital, menjadikan peserta didik tidak hanya pengguna teknologi, 
    tapi juga pencipta solusi inovatif.
  </p>

<h2>Program Prioritas Kemendikdasmen</h2>
  <p>
    Kemendikdasmen menetapkan transformasi digital pendidikan sebagai fokus utama. Strategi yang dijalankan mencakup:
  </p>
  <ul>
    <li>Penguatan kurikulum berbasis teknologi</li>
    <li>Pelatihan guru dalam pemanfaatan TIK</li>
    <li>Penyediaan infrastruktur digital</li>
    <li>Pendidikan inklusif untuk semua</li>
  </ul>

<h2>Belajar dari Negara Lain</h2>
  <p>
    Negara-negara seperti India, Tiongkok, Korea Selatan, Singapura, dan Australia telah lebih dahulu mengintegrasikan koding dan KA 
    ke dalam sistem pendidikan mereka. Indonesia perlu mengejar ketertinggalan dengan:
  </p>
  <ul>
    <li>Adaptasi kurikulum</li>
    <li>Pendekatan berbasis projek (Project-Based Learning)</li>
    <li>Pemerataan infrastruktur digital</li>
    <li>Pelatihan intensif guru</li>
  </ul>

<h2>Fakta dan Data Literasi Digital Indonesia</h2>
  <table border="1" cellpadding="5" cellspacing="0">
    <thead>
      <tr>
        <th>Tahun</th>
        <th>Indeks Literasi Digital</th>
        <th>Indeks Masyarakat Digital (IMDI)</th>
      </tr>
    </thead>
    <tbody>
      <tr>
        <td>2021</td>
        <td>3,49 (sedang)</td>
        <td>-</td>
      </tr>
      <tr>
        <td>2022</td>
        <td>3,54</td>
        <td>37,80</td>
      </tr>
      <tr>
        <td>2023</td>
        <td>-</td>
        <td>43,18</td>
      </tr>
      <tr>
        <td>2024</td>
        <td>-</td>
        <td>43,34</td>
      </tr>
    </tbody>
  </table>

<h2>Implementasi Bertahap dan Kontekstual</h2>
  <ul>
    <li><strong>SD:</strong> permainan dan pembelajaran unplugged</li>
    <li><strong>SMP:</strong> pemrograman blok, algoritma sederhana, konsep KA</li>
    <li><strong>SMA/SMK:</strong> pemrograman teks, machine learning, aplikasi KA</li>
  </ul>

<h2>Kompetensi Inti dalam Koding dan KA</h2>
  <table border="1" cellpadding="5" cellspacing="0">
    <thead>
      <tr>
        <th>Kompetensi</th>
        <th>Penjelasan</th>
      </tr>
    </thead>
    <tbody>
      <tr>
        <td>Berpikir Komputasional</td>
        <td>Dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma.</td>
      </tr>
      <tr>
        <td>Literasi Digital & Analisis Data</td>
        <td>Mengolah dan memahami informasi digital.</td>
      </tr>
      <tr>
        <td>Algoritma Pemrograman</td>
        <td>Penyusunan solusi logis dan efisien.</td>
      </tr>
      <tr>
        <td>Human-Centered Mindset</td>
        <td>Fokus pada dampak sosial dan kemanusiaan teknologi.</td>
      </tr>
      <tr>
        <td>Etika AI</td>
        <td>Pertimbangan etis dalam pengembangan KA.</td>
      </tr>
      <tr>
        <td>AI Design System</td>
        <td>Perancangan sistem KA dari input hingga output.</td>
      </tr>
      <tr>
        <td>Teknik & Aplikasi AI</td>
        <td>Penerapan perangkat lunak KA dengan metode terkini.</td>
      </tr>
    </tbody>
  </table>

<h2>Tujuan dan Manfaat</h2>
  <h3>Tujuan:</h3>
  <ol>
    <li>Memahami urgensi pembelajaran koding dan KA.</li>
    <li>Mengkaji dasar filosofis, yuridis, dan sosiologis.</li>
    <li>Mengidentifikasi praktik baik dan tantangan.</li>
    <li>Menjelaskan strategi dan model pembelajaran.</li>
    <li>Merumuskan arah kebijakan pembelajaran koding dan KA.</li>
  </ol>

<h3>Manfaat:</h3>
  <ul>
    <li>Menjadi dasar kebijakan kurikulum nasional.</li>
    <li>Menjadi acuan pengembangan program digitalisasi pendidikan.</li>
  </ul>

<h2>Ruang Lingkup</h2>
  <ul>
    <li>Konsep akademik pembelajaran koding dan KA.</li>
    <li>Strategi implementasi dan faktor pendukung di jenjang dasar dan menengah.</li>
  </ul>

<h2>Penutup</h2>
  <p>
    Integrasi koding dan KA dalam sistem pendidikan bukan lagi pilihan, tapi keharusan strategis untuk menjawab tantangan masa depan. 
    Melalui kerja sama antara pemerintah, sekolah, guru, dan industri, kita bisa membangun ekosistem pendidikan digital yang inklusif, 
    kreatif, dan siap bersaing secara global.
  </p>

<blockquote>
    “Koding dan kecerdasan artifisial bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang mempersiapkan manusia masa depan.”
  </blockquote>

<h4>Sumber</h4>
  <p><em>Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial</em>, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Republik Indonesia.</p>
    <h2>Pranala Lampiran</h2>
  <p>
    Untuk melihat naskah sumber asli dari landasan pembelajaran ini secara lengkap (halaman 14 - 21), Anda dapat membuka tautan berikut:
    <br>
    <a href="https://drive.google.com/file/d/1b7sMk9y_y6OXYab_pfBC_TqfbNPoyQlO/view?usp=sharing" target="_blank">
      Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan KA (Google Drive)
    </a>
  </p>

<h3>Pratinjau Dokumen Asli</h3>
  <iframe src="https://drive.google.com/file/d/1b7sMk9y_y6OXYab_pfBC_TqfbNPoyQlO/preview#page=22" width="100%" height="600" allow="autoplay"></iframe>

</body>
</html>

Berita Utama KKA Koding dan Kecerdasan Artifisial Ringkasan Latar Belakang Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

Ringkasan Latar Belakang Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Ringkasan Latar Belakang Pembelajaran Koding dan Kece...

Baca selengkapnya »

Ringkasan Eksekutif Pembelajaran Koding dan KA

Juli 20, 2025 Dede Alamsyah 0

<html lang="id">
<head>
  <meta charset="UTF-8"></meta>
  <meta content="width=device-width, initial-scale=1.0" name="viewport"></meta>
  <title>Ringkasan Eksekutif Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial</title>
</head>

<body>
  <h1>Ringkasan Eksekutif</h1>
  <div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqVigLfzq4mYmGk9WnZ_-XwjnVNyATIfGgRzPwNj1r2WlIVTpgOa0oJszCzR3PkmzQj_zk6oTPaKXG6Sddp38MTYaZ8fsCecYMfBRFLfmO7M8A6bBd8q3NjlVI9M2KyWojRkWfX7-Xc-s1MkQLcVgcN-0_0r8cyNR6gjTM3j8hWLl2W2dbD5NfaEHv9NEx/s1600/ai-robot-with-artificial-intelligence-interface.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="3552" data-original-width="5074" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqVigLfzq4mYmGk9WnZ_-XwjnVNyATIfGgRzPwNj1r2WlIVTpgOa0oJszCzR3PkmzQj_zk6oTPaKXG6Sddp38MTYaZ8fsCecYMfBRFLfmO7M8A6bBd8q3NjlVI9M2KyWojRkWfX7-Xc-s1MkQLcVgcN-0_0r8cyNR6gjTM3j8hWLl2W2dbD5NfaEHv9NEx/s1600-rw/ai-robot-with-artificial-intelligence-interface.jpg"/></a></div>

<p>Pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan artifisial (AI), mahadata (big data), dan Internet of Things (IoT) makin mendominasi berbagai sektor. Digitalisasi telah mengubah cara manusia bekerja, berkomunikasi, dan memecahkan masalah. Agar setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk menghadapi tantangan ini, sistem pendidikan perlu memastikan bahwa literasi digital, termasuk pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial, menjadi bagian dari kurikulum. Dengan demikian, pendidikan yang bermutu dapat diakses oleh semua peserta didik, tanpa terbatas pada daerah atau latar belakang tertentu.</p>

<p>Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam dunia pendidikan modern. Integrasi Koding dan KA dalam pendidikan tidak hanya untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan penyelesaian masalah, tetapi juga mengajarkan berbagai keterampilan esensial seperti berpikir komputasional, analisis data, algoritma pemrograman, etika KA, human-centered mindset, design system KA, dan teknik KA.</p>

<p>Berpikir komputasional mengajarkan peserta didik untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan efisien dengan melakukan proses dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, serta algoritma. Dengan ekosistem pembelajaran yang inklusif dan berkeadilan, pendidikan di Indonesia diharapkan tidak hanya mencetak generasi berdaya saing tinggi, tetapi juga memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam memperoleh akses pendidikan berkualitas.</p>

<p>Urgensi integrasi Koding dan KA dalam pendidikan makin meningkat seiring dengan perkembangan Industri 4.0 dan 5.0 yang menuntut SDM unggul dengan pemahaman dan keterampilan digital yang kuat. Tanpa literasi digital yang memadai, generasi muda akan kesulitan bersaing di dunia kerja berbasis teknologi. Oleh karena itu, integrasi Koding dan KA dalam kurikulum bukan sekadar inovasi, melainkan kebutuhan fundamental.</p>

<p>Pemerintah, sekolah, industri, dan masyarakat perlu bersinergi dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif. Pembelajaran koding dan KA tidak hanya meningkatkan literasi digital, tetapi juga membangun keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan pemecahan masalah. Pendidikan yang bermutu harus memberikan kesempatan bagi semua peserta didik untuk memahami prinsip dasar teknologi dan menggunakannya secara produktif.</p>

<p>Pendidikan yang berkualitas juga harus menanamkan kesadaran etis dalam penggunaan teknologi. Tantangan seperti keamanan data, bias algoritma, dan dampak sosial dari sistem otomatisasi perlu diantisipasi melalui pendidikan etika digital. Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pengembang yang bertanggung jawab.</p>

<p>Arah kebijakan pembelajaran Koding dan KA dirancang untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi era digital. Kurikulum dikembangkan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003, menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik. Kurikulum ini mencakup kompetensi inti seperti berpikir komputasional, literasi digital, algoritma, analisis data, dan etika KA.</p>

<p>Pembelajaran Koding dan KA dapat dilakukan melalui intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstrakurikuler. Referensi pengembangan kurikulum mencakup UNESCO ICT Competency Framework for Teachers (2018), CSTA K-12 Computer Science Standards (2017), dan UNESCO AI Competency Framework for Students (2024).</p>

<p>Metode pembelajaran dapat berupa problem-based learning, project-based learning, pembelajaran inkuiri, dan gamifikasi. Media pembelajaran mencakup perangkat digital, platform, modul interaktif, serta alat nondigital. Kompetensi dan kualifikasi guru juga menjadi kunci sukses pembelajaran Koding dan KA.</p>

<h2>Langkah Strategis</h2>

<ol>
    <li><strong>Integrasi Koding dan KA dalam Kurikulum:</strong>
      <ul>
        <li>Menetapkan sebagai mata pelajaran pilihan untuk SD (kelas 5-6), SMP (kelas 7-9), SMA/SMK (kelas 10), dan penambahan jam pelajaran untuk kelas 11-12.</li>
        <li>Fleksibilitas pengembangan sebagai ekstrakurikuler atau integrasi ke mata pelajaran lain.</li>
      </ul>
    </li>
    <li><strong>Penguatan Regulasi dan Capaian Pembelajaran:</strong>
      <ul>
        <li>Revisi struktur kurikulum.</li>
        <li>Penyesuaian capaian pembelajaran dengan mata pelajaran Informatika.</li>
      </ul>
    </li>
    <li><strong>Pengembangan Sumber Belajar dan Pelatihan Guru:</strong>
      <ul>
        <li>Buku teks dan bahan ajar.</li>
        <li>Pelatihan guru SD dan guru Informatika jenjang SMP, SMA, SMK.</li>
        <li>Pemanfaatan Learning Management System (LMS).</li>
      </ul>
    </li>
    <li><strong>Sertifikasi dan Penguatan Kompetensi Guru:</strong>
      <ul>
        <li>Program sertifikasi guru Koding dan KA.</li>
        <li>Revisi regulasi kesesuaian sertifikasi guru.</li>
      </ul>
    </li>
    <li><strong>Kolaborasi dan Pemantauan Program:</strong>
      <ul>
        <li>Kemitraan multi-pihak dalam pengembangan dan pelatihan.</li>
        <li>Evaluasi berkala terhadap implementasi program.</li>
      </ul>
    </li>
  </ol>

<p>Rekomendasi di atas perlu dilaksanakan secara kolaboratif oleh unit-unit di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, guna memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program pembelajaran Koding dan KA.</p>

<h2>Sumber</h2>
  <p><em>Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial</em>, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Republik Indonesia.</p>
    <h2>Pranala Lampiran</h2>
  <p>
    Untuk melihat naskah sumber asli dari landasan pembelajaran ini secara lengkap (halaman 10), Anda dapat membuka tautan berikut:
    <br>
    <a href="https://drive.google.com/file/d/1b7sMk9y_y6OXYab_pfBC_TqfbNPoyQlO/view?usp=sharing" target="_blank">
      Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan KA (Google Drive)
    </a>
  </p>

<h3>Pratinjau Dokumen Asli</h3>
  <iframe src="https://drive.google.com/file/d/1b7sMk9y_y6OXYab_pfBC_TqfbNPoyQlO/preview#page=22" width="100%" height="600" allow="autoplay"></iframe>

</body>
</html>

Kecerdasan Artifisial KKA Koding Koding dan Kecerdasan Artifisial Ringkasan Eksekutif Pembelajaran Koding dan KA

Ringkasan Eksekutif Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Ringkasan Eksekutif Pemanfaatan teknologi seperti k...

Baca selengkapnya »

Materi Sistem Keamanan Jaringan yang Dibutuhkan

Juli 16, 2025 Dede Alamsyah 0

<h2>SISTEM KEAMANAN JARINGAN YANG DIBUTUHKAN</h2>
<h2>
  <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
    <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp47FEV_aCPei6dlgCCAz27Ep9GaMjOWhGImzP63unEsOvUP9ABYCZqKJorb6kTFEic9Cxd3BNjjzRm-ZH__WBAN2mAhbcygFhoYa8l52OO5M6adFPc20KPik7JgRl-7_EIf8-LjxUmpDPNnc1TZ-PII4vavnQy6XLgzBuTwAMJ2uh_jPyJxCBv6lXLo-6/s6631/digital-security-network-protection-concept.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
      <img border="0" data-original-height="4642" data-original-width="6631" height="140" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp47FEV_aCPei6dlgCCAz27Ep9GaMjOWhGImzP63unEsOvUP9ABYCZqKJorb6kTFEic9Cxd3BNjjzRm-ZH__WBAN2mAhbcygFhoYa8l52OO5M6adFPc20KPik7JgRl-7_EIf8-LjxUmpDPNnc1TZ-PII4vavnQy6XLgzBuTwAMJ2uh_jPyJxCBv6lXLo-6/w200-h140-rw/digital-security-network-protection-concept.jpg" width="200" />
    </a>
  </div>
</h2>

<p style="text-align: justify;">Keamanan jaringan di lingkungan perkantoran dan pendidikan adalah kebutuhan mendasar dalam era digital. Sistem jaringan tanpa perlindungan berisiko mengalami serangan dari luar maupun dalam, seperti peretasan, penyebaran malware, pencurian data, dan sabotase. Oleh karena itu, berbagai sistem keamanan diterapkan untuk melindungi integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data.</p>

<h3 style="text-align: justify;">Bentuk-Bentuk Sistem Keamanan Jaringan</h3>
<ol style="text-align: justify;">
  <li><b>Firewall:</b> Menyaring lalu lintas jaringan dan mencegah akses tidak sah.</li>
  <li><b>Antivirus dan Antimalware:</b> Mendeteksi dan menghapus perangkat lunak berbahaya.</li>
  <li><b>Enkripsi Data:</b> Mengamankan data agar tidak bisa dibaca pihak yang tidak berkepentingan.</li>
  <li><b>VPN (Virtual Private Network):</b> Membuat koneksi terenkripsi saat mengakses jaringan dari luar kantor/sekolah.</li>
  <li><b>IDS/IPS (Intrusion Detection/Prevention System):</b> Mendeteksi dan mencegah serangan jaringan.</li>
  <li><b>Kontrol Akses:</b> Mengatur siapa yang boleh mengakses jaringan dan data tertentu.</li>
  <li><b>Pemantauan Jaringan (Network Monitoring):</b> Mengamati aktivitas jaringan secara real-time.</li>
  <li><b>Segmentasi Jaringan:</b> Memisahkan jaringan agar serangan tidak menyebar luas.</li>
  <li><b>Keamanan Wireless:</b> Menggunakan protokol aman seperti WPA2/WPA3.</li>
  <li><b>Keamanan Aplikasi:</b> Menjamin aplikasi yang digunakan tidak memiliki celah keamanan.</li>
</ol>

<h3 style="text-align: justify;">Studi Kasus Sederhana</h3>
<p style="text-align: justify;"><b>Kasus:</b> Sebuah SMK menggunakan Wi-Fi terbuka tanpa password. Dalam waktu singkat, siswa mengakses situs tidak layak dan seseorang meretas jaringan internal.<br />
<b>Solusi:</b> Sekolah menerapkan autentikasi WPA3, segmentasi jaringan (jaringan siswa dan guru dipisahkan), dan pemantauan lalu lintas internet dengan proxy dan firewall. Selain itu, edukasi keamanan siber diberikan secara rutin kepada siswa dan guru untuk meningkatkan kesadaran digital.</p>

<h3 style="text-align: justify;">Tabel: Perbandingan Sistem Keamanan</h3>
<table border="1" cellpadding="6" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;">
  <tbody>
    <tr>
      <th>Jenis Keamanan</th>
      <th>Fungsi Utama</th>
      <th>Contoh Implementasi</th>
    </tr>
    <tr>
      <td>Firewall</td>
      <td>Menyaring lalu lintas masuk dan keluar</td>
      <td>pfSense, Cisco ASA</td>
    </tr>
    <tr>
      <td>VPN</td>
      <td>Mengamankan koneksi dari jarak jauh</td>
      <td>OpenVPN, WireGuard</td>
    </tr>
    <tr>
      <td>Antivirus</td>
      <td>Mendeteksi dan menghapus virus/malware</td>
      <td>Avast, Kaspersky, Windows Defender</td>
    </tr>
    <tr>
      <td>IDS/IPS</td>
      <td>Deteksi dan cegah serangan</td>
      <td>Snort, Suricata</td>
    </tr>
  </tbody>
</table>

<h3 style="text-align: justify;">Analogi Mudah</h3>
<p style="text-align: justify;"><i>Bayangkan jaringan komputer seperti rumah. Firewall adalah pintu rumah yang dikunci, antivirus adalah penjaga yang memeriksa barang bawaan, VPN adalah jalan rahasia yang hanya diketahui pemilik rumah, enkripsi adalah brankas dengan kode rahasia, dan IDS adalah kamera CCTV yang memberi peringatan saat ada penyusup.</i></p>

<h3>Video Edukatif</h3>
<p><a href="https://www.youtube.com/watch?v=sqw2cuhsQKw" target="_blank">Dasar-Dasar Keamanan Jaringan - YouTube (Indonesia)</a></p>
<p><a href="https://www.youtube.com/watch?v=PQq61E8yUs0" target="_blank">Penjelasan Firewall, VPN, IDS, dan Enkripsi - Dunia Komputer</a></p>

<h3>Referensi</h3>
<ul>
  <li>Kurose, J. F., & Ross, K. W. (2020). <i>Computer Networking: A Top-Down Approach</i>. Pearson.</li>
  <li>Tanenbaum, A. S., & Wetherall, D. J. (2010). <i>Computer Networks</i>. Pearson Education.</li>
  <li>https://www.cisco.com</li>
  <li>https://www.kaspersky.com</li>
  <li>https://www.cloudflare.com/learning/ddos/what-is-a-ddos-attack/</li>
  <li>https://www.youtube.com/c/KelasCyberSecurity</li>
</ul>

<h3>📄 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)</h3>
<p>Silakan akses LKPD lengkap berikut untuk memperdalam pemahaman siswa:</p>
<p>
  👉 <a href="https://docs.google.com/document/d/1fLsXtGQ8PCf2R_vK3ONkT_rCyoPty-sB/edit?usp=drive_link" target="_blank">
    LKPD Keamanan Jaringan - Google Docs
  </a>
</p>

Keamanan Jaringan Materi Kuliah Materi SMK Materi Sistem Keamanan Jaringan yang Dibutuhkan

SISTEM KEAMANAN JARINGAN YANG DIBUTUHKAN Keamanan jaringan di lingkungan perkantoran dan pendidikan adalah kebutu...

Baca selengkapnya »

Materi Ancaman dan Serangan Terhadap Keamanan Jaringan

Juli 14, 2025 Admin 0

<h2 style="text-align: left;">Materi: Ancaman dan Serangan Terhadap Keamanan Jaringan</h2><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://media.istockphoto.com/id/1144604245/photo/a-computer-system-hacked-warning.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=U45FHOm5rflXIRqmYByxlQANtdtycEdFZz2Vp5dgI8E=" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="421" data-original-width="612" height="421" src="https://media.istockphoto.com/id/1144604245/photo/a-computer-system-hacked-warning.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=U45FHOm5rflXIRqmYByxlQANtdtycEdFZz2Vp5dgI8E=" width="612" /></a></div><br /><div><br /></div>

<p style="text-align: justify;">
Ancaman dan serangan terhadap keamanan jaringan adalah segala bentuk tindakan yang dapat mengganggu integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data. 
Serangan ini dapat terjadi secara fisik, logik, atau melalui manipulasi sosial. 
Seiring berkembangnya teknologi, jenis serangan juga semakin beragam termasuk <strong>DDoS, Ransomware, dan Social Engineering</strong>.
</p>

<h3 style="text-align: left;">1. Serangan Fisik</h3>
<p style="text-align: justify;">
Serangan ini menyasar perangkat keras seperti server, kabel, dan router. Contohnya kabel putus, perangkat dicuri, atau harddisk server rusak. 
Dampaknya berupa jaringan terputus atau data hilang.
</p>
<table border="1" cellpadding="6" cellspacing="0" style="border-collapse: collapse; text-align: center; width: 100%;">
  <thead style="background-color: #f2f2f2;">
    <tr>
      <th>Jenis Ancaman Fisik</th>
      <th>Dampak</th>
      <th>Pencegahan</th>
    </tr>
  </thead>
  <tbody>
    <tr>
      <td>Kabel putus / korsleting</td>
      <td>Koneksi terputus total</td>
      <td>Labeling kabel, ducting, UPS</td>
    </tr>
    <tr>
      <td>Harddisk server rusak</td>
      <td>Data hilang/performa turun</td>
      <td>RAID Backup, ruang server stabil</td>
    </tr>
    <tr>
      <td>Perangkat dicuri</td>
      <td>Jaringan lumpuh</td>
      <td>Kunci rak server, CCTV</td>
    </tr>
  </tbody>
</table>

<h3 style="text-align: left;">2. Serangan Logik</h3>
<p style="text-align: justify;">
Serangan yang menyerang perangkat lunak atau protokol jaringan. Contohnya DoS, SQL Injection, Packet Sniffer, dan Ransomware.
</p>
<table border="1" cellpadding="6" cellspacing="0" style="border-collapse: collapse; text-align: center; width: 100%;">
  <thead style="background-color: #f2f2f2;">
    <tr>
      <th>Jenis Serangan Logik</th>
      <th>Mekanisme</th>
      <th>Dampak</th>
    </tr>
  </thead>
  <tbody>
    <tr>
      <td>DoS/DDoS</td>
      <td>Membanjiri resource server</td>
      <td>Layanan offline</td>
    </tr>
    <tr>
      <td>SQL Injection</td>
      <td>Menyisipkan query berbahaya</td>
      <td>Data bocor / hilang</td>
    </tr>
    <tr>
      <td>Packet Sniffer</td>
      <td>Menyadap traffic jaringan</td>
      <td>Data sensitif dicuri</td>
    </tr>
    <tr>
      <td>Ransomware</td>
      <td>Mengenkripsi data & minta tebusan</td>
      <td>Data tidak dapat diakses</td>
    </tr>
  </tbody>
</table>

<h3 style="text-align: left;">3. Social Engineering</h3>
<p style="text-align: justify;">
Serangan yang memanfaatkan kelemahan manusia, seperti phishing, fake login, atau scam media sosial.
</p>
<ul>
  <li><strong>Phishing:</strong> Email palsu meminta OTP</li>
  <li><strong>Fake Login:</strong> Situs tiruan untuk mencuri password</li>
  <li><strong>Shoulder Surfing:</strong> Mengintip password langsung</li>
</ul>

<h3 style="text-align: left;">4. Peralatan Pemantau dan Pencegahan</h3>
<p style="text-align: justify;">
Peralatan yang digunakan untuk memantau dan mendeteksi serangan:
</p>
<ul>
  <li><strong>Snort:</strong> IDS berbasis pola paket</li>
  <li><strong>Wireshark:</strong> Analisis traffic jaringan</li>
  <li><strong>Portsentry / Fail2ban:</strong> Memblokir IP mencurigakan</li>
  <li><strong>SIEM (Splunk, Wazuh):</strong> Analisis log real-time</li>
</ul>

<h3 style="text-align: left;">Simulasi Animasi Jenis Serangan Jaringan</h3>
<p style="text-align: justify;">
Hijau = traffic normal, Merah = DoS/DDoS, Oranye = SQL Injection, Biru = Packet Sniffing.
</p>

<div style="margin: 20px; text-align: center;">
  <a href="https://docs.google.com/document/d/1dcpspqZspniXJBaMU9MrabZZiOLRH47S/edit?usp=drive_link&ouid=110215894841784449626&rtpof=true&sd=true" style="background-color: #4caf50; border-radius: 8px; color: white; font-weight: bold; padding: 12px 24px; text-decoration: none;">
     📄 Unduh LKPD (Word)
  </a>
</div>

<h3 style="text-align: left;">Referensi</h3>
<ol>
  <li>Cisco Networking Academy – <em>Network Security Essentials</em></li>
  <li>Kaspersky – <em>Network Security Basics</em></li>
  <li>NIST Cybersecurity Framework – <em>Protect Function</em></li>
  <li>OWASP – <em>Top 10 Web Application Security Risks 2025</em></li>
</ol>