Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
Semoga ALLAH sentiasa merahmati dan memberkati
dirimu yang tidak pernah kutemui, namun doaku tidak pernah putus mengiringi
setiap langkahmu demi meraih keridhaanNya
Apa kabar Wahai calon istriku?
Rasulullah Shalallah Allaihi Wassallam pernah
bersabda:"Seindah perhiasan dunia adalah wanita yang solehah,"
Alhamdulillah, itulah anjuran Islam melalui
Rasulullah Shalallah Allaihi Wassallam yang kita cintai. Pilihlah wanita yang
mampu menyejukkan pandanganmu dan juga rumah tangga muslim yang bakal dibina saat menikah nanti.
Wahai calon istriku,
"Dinikahi seorang wanita karena empat
perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka
pilihlah agamannya, maka beruntunglah kedua tanganmu".
Jika harta yang engkau idamkan, maka ketahuilah
diriku bukanlah orang yang berada. Tiada harta yang dapat kupersembahkan dalam
ijab-kabul kita nanti. Tiada harta sebagai jaminan bahwa engkau akan menikmati
sedikit kesenangan apabila ijab-kabul telah dilafazkan.
Itulah sebuah pijakan utama buatku memilih calon
isteri. Sebuah pijakan utama itu telah menjadi hafalanku sejak aku beranjak
dewasa
Wahai calon istriku,
Jika keturunan yang engkau dambakan, ketahuilah
bahwa aku hanyalah manusia biasa dari keluarga yang biasa pula. Namun apa yang
pasti. Aku adalah keturunan yang mulia, ayahanda adalah Nabi Adam as dan bunda
Siti Hawa as, sama seperti mu.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-NYA
ialah DIA menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-NYA diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir".
(QS Ar Ruum: 21)
Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap
insan. Malah aku meyakini bahwa engkau juga tidak terlepas seperti manusia yang
lainnya.
"…Maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-NYA. Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.”
(QS. Ali Imran: 159-160)
Ketahuilah wahai calon istriku, jika kecantikan
itu yang aku inginkan dari dirimu, maka aku telah salah langkah.
Mencari ilmu agama secara bersama, marilah kita
jadikan pernikahan ini sebagai risalah demi meneruskan perjuangan Islam. Aku
masih kekurangan ilmu agama, tetapi berbekal ilmu agama yang ada ini, aku ingin
menjadi suami yang sentiasa mendapat keridhaan dari ALLAH Subhanahu Wa ta'alla.
Tiada kecantikan yang terlihat orang lain yang
dapat kau pertontonkan padaku. Telah kau hijabkan (baca; jilbab) kecantikan
dirimu itu dengan amalan ketaatan kepada tuntutan agama yang kau cintai. Aku
hanya akan sia-sia jika hanya menginginkan kecantikan lahiriah semata.
Dan aku tidak dapat menjanjikan, bahwa aku mampu
membahagiakan rumahtangga kita nantinya, karena aku memerlukan engkau untuk
bersamaku untuk menegakkan dakwah islam ini, dan aku merelakan diri ini menjadi
penolongmu untuk membangunkan sebuah markaz dakwah dan tarbiyah islamiyah ke arah jihad hambaNya kepada Penciptanya yang agung, Allahu Rabbi.
Hal itu tak lain untuk memudahkan aku membentuk
rumah tangga muslim antara aku, engkau dan anak-anak kita nantinya untuk dibina
dan diberikan pendidikan dengan ketaatan kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'alla. '
Aku pun hanya akan bercita-cita untuk bisa bergelar pemimpin soleh bagi sang istri,
seperti yang dijanjikan Rasulullah Shalallahu Allaìhi Wassallam.
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya ALLAH memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya ALLAH selalu menjaga dan mengawasi kamu".
(QS An Nisa: 1)
Calon Istriku yang dirahmati Allah
Cukuplah seandainya, mahar itu adalah sebuah
qalam mulia, Al-Quran, karena aku meyakini qalam itu mampu memimpin rumahtanggakita untuk meraih keridhaan-NYA bukan kekayaan dunia yang bersifat hanya sementara.
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena ALLAH telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka".
(QS. An Nisaa: 34.)
Aku yakin bahawa aku adalah pemimpin untuk
diriku dan anak-anakku sebagai pewaris dakwah Islam. Maka, jadikanlah
pernikahan ini nantinya sebagai asas pembangunan iman, bukannya untuk memuaskan
bisikan syaitan yang menjadikan ikatan pernikahan sebagai hawa nafsu semata.
Semoga diriku dan dirimu sentiasa didampingi
rahmat dan keridhaan-NYA. Lakukanlah tanggung jawabmu itu dengan nilai
kesabaran, dan ketabahan. Semoga kita akan menjadi salah satu daripada jamaah
menuju ke syurga, i
nsya ALLAH. andai diizinkan aku akan kembali menitipkankan
lagi kiriman bertintakan hati ini.
Ketahuilah wahai calon istriku, bahwa aku tidak
pernah memberikan mas khawin yang hanya akan menyebabkan hatiku buta dalam
menilai arti kita dipertemukan Allah atas dasar agama.
Bantulah aku dalam memperjuangkan dakwah Allah ini
melalui pernikahan, karena ia adalah tempat untuk aku menyempurnakan separuh daripada agamaku, insya Allah. Akhlakmu yang terdidik indah oleh ibu bapa dan orang sekelilingmu, itulah yang aku harapkan daripada harta duniawi yang ingin ku sediakan untukmu.
Wahai calon istriku,
Lihatlah rumahtangga Rasulullah SAW, terkadang
sebulan pernah dapurnya tidak berasap karena tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak. Namun, walau begitu susahnya, rumahtangga Rasulullah Shalallah Allaihi Wassallam tetap menjadi rumahtangga yang paling bahagia, yang tidak ada bandingnya hingga hari ini.
Terlalu panjang rasanya aku mencoretkan surat
ini. Cukuplah dahulu aku buat surat ini, Inilah sekilas harapan yang ku ukirkan dalam rangkaian kata.
Seperti kata orang tidak semua yang di rasakan
dapat di tuang dalam kata-kata, itulah yang kini ku hadapi.
Kelak ,saat kita tengah bersama,maka di situlah
kau akan memahami diriku,sama halnya diriku yang akan terus belajar
memahamimu... dan Akhirnya, saya mohon maaf, duhai calon istriku,,,biarlah
rindu ini ditumpahkan dalam tinta daripada jemu tatkala kita disatukan.......
Ya Allah....
Sesungguhnya hamba lemah tanpa Petunjuk_MU,
Hamba buta tanpa bimbingan_MU,
Hamba cacat tanpa Hidayah_MU,
Ya Allah....
Hamba Hina tanpa Rahmat_MU,
Tabahkan Hamba menghadapi segala Cobaan_MU,
Kuatkan Hati dan semangat Hamba,
Bukakanlah hati hamba untuk menghayati Agama_MU,
Jadikanlah hamba kelak,sebagai Suami yang di
senangi istri, Hamba mohonkan segala harapan,
Amiin Ya Robbal'alamiin...
Bimbinglah hamba agar menjadi Suami yang sholeh...
Hanya pada_MU Ya Allah...
Wallahu’alam bishshawab, ..
Teruntuk calon istri pilihan
terbaik-Mu